Contoh Ceramah Singkat Tentang Ikhlas (1)
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Alhamdulillahirobbil aalamiin wabihi nastainu ala umuriddunya waadin waala alihi wasohbihi ajmain. Ama badu.
Pertama-tama , marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang masih memberi kita nikmat yang banyak sehingga dengan nikmat-nikmat itu kita masih bisa melaksanakan perintahnya dengan baik.
Sholawat serta salam semoga selalu ercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi kita Nabi Muhammad SAW, yang dengan perjuangan beliau dan para sahabatnya kita bisa merasakan manisnya iman dan indahnya islam. Tidak lupa kepada keluarganya, para sahabatnya dan juga pada para pengikutnya hingga akhir zaman kelak, amiin ya Rabbal a’lamiin.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan Kultum Tentang Ikhlas. Mungkin semua orang telah tahu apa yang namanya ikhlas, sering orang yang mengartikan ikhlas dengan melakukan sesuatu tanpa mengharap imbalan apa-apa.
Dalam agama kita, ikhlas adalah melakukan sesuatu karena Allah Subhanahu wa ta’ala. ikhlas sendiri mempunyai terdapat dalam praktek-praktek kehidupan kita sehari-hari. Contohnya, ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam beramal, ikhlas dalam mengajar, ikhlas dalam beribadah, dll.
Nah, contohnya apabila kita masukkan dalam konteks ibadah, maka ikhlas berarti melakukan ibadah karena Allah SWT, bukan yang lain, bukan karena ingin dipuji, bukan karena ingin terlihat soleh, tapi benar-benar semata-mata hanya karena Allah.
Allah berfirman dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya: ” Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk mengikhlaskan agama untuk-Nya.”
Ayat diatas menerangkan pada kita tentang berlaku ikhlas dalam beragama. Agama apabila tidak dilandasi dengan ikhlas dan kejujuran akan runyam dan seolah tak berbekas. Orang sibuk memikirkan kepentingan diri sendiri tanpa sedikitpun menempatkan agama dalam prioritas hidupnya.
Ikhlas dalam beragama menjadi sangat penting untuk pupuk dalam diri, karena dengan ikhlas, semua urusan akan menjadi lebih terang dan mudah untuk dijalankan.
Ikhlas juga menjadi penting untuk dipraktik kan karena setiap amalan yang kita lakukan tidak sah di mata Allah apabila tidak tanpa nya.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahih muslim, diceritakan tentang suatu perkara yang akan terjadi nanti pada hari akhir dihadapan Allah.
nanti dihadapan Allah Ada seorang hamba ditanya oleh Allah “Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku?” Ia menjawab, “Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah, sehingga saya mati syahid.” Allah berkata “Dusta kamu! Sebenarnya kamu berperang bukan karena-Ku, melainkan agar disebut orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar tersebut.” Kemudian Allah memerintahkan agar dia dicampakkan dan dilempar ke neraka.
Kutipan diatas adalah contoh orang yang beribadah dengan tidak ikhlas dan mengharap selain-Nya. Kisah ini menjadi tamparan keras bagi kita yang masih sering beribadah atau melakukan sesuatu bukan karena-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang Allah lindungi dari hal-hal seperti itu..amin
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Dalam beramal, ikhlas menjadi ukuran sebesar apa pahala yang kita dapat. Semakin ikhlas seseorang dalam beramal, semakin besar juga balasan yang diterima, semakin murni karena Allah dia melakukan sesuatu, maka semakin bernilai amalan itu di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Setelah kita memahami isi dari berlaku ikhlas, maka marilah kita mulai memupuk dan melatih diri kita untuk ikhlas dalam segala hal. Sehingga apa yang telah Rasulullah siratkan dalam hadist nya tidak terjadi pada kita. Amiin
Mungkin sekian dari saya, semoga apa yang telah saya sampaikan bisa bermanfaat bagi kita semua, terima kasih atas perhatiannya , mohon maaf atas segala kekurangannya.
wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Contoh Ceramah Singkat Tentang Ikhlas (2)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya, Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya penerang dan Bulan yang bercahaya.
Ya Allah, curahkan shalawat dan salam bagi Baginda Rasulullah SAW, Kepada Shahabat dan Keluarga-Nya sekalian.
Shalawat beriiring salam juga dilimpahkan kepada Alim Ulama yang mengemban misi rasulullah dalam menyambung pesan Islam.
Kata Ta’dhim dan Kemuliaan Untuk Waled dan Keluarga, senantiasa Allah panjangkan umur dan diberikan kesehatan selalu, dan Kepada Guru yang bernaung di Dayah yang kita cintai ini, Penghormatan dan Kemuliaan untuk hadhirin wal hadhirat sidang Muhadharah yang dirahmati Allah.
Hadirin Hadirat rahimakumullah.
Allah berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. ( QS : AL – Bayyinah : 5 )
Di dalam ayat tadi mengandung beberapa syarat untuk beramal, yaitu; mengabdi kepada Allah degan penuh keikhlasan dan cendrung kepada yang benar, ikhlas itu adalah nyawa segala pekerjan. Kerja yang betapa besarnya bila mana tidak disertai dengan ikhlas umumnya usaha itu seperti kayu besar yang makan bubuk.
Tetapi bila satu amal diangkat dengan keikhlasan walaupuan ia kecil maka keikhlasannya tadi akan memperbesar dan mempersuburnya. Ia besar bukan karena tubuhnya tetapi kebesarannya terlatak pada jiwanya. Ikhlas dari segi bahasa artinya murni, sedangkan menurut istilah agama ialah membersihkan amal semata-mata karena Allah SWT, jadi maksud ikhlas ialah bersihnya suatu pekerjaan dari maksud-maksud selain dari pada Allah, bukan ingin dipuji oleh orang, ingin dikenal, disanjung dsb.
Oleh karena itu, niat dan ikhlas haruslah mendasari setiap amal yang dilakukan dengan pengertian setiap amal yang dilakukan harus dengan niat yang benar dan sekaligus harus ikhlas karena Allah semata-mata. Diantara Hadis yang mengingatkan kita agar bekerja dengan penuh keikhlasan ialah riwayat Al-Bazar dari Adahak Rasulullah SAW bersabda;
يَا اَيُّهَاالنَّاسُ اخْلِصُوْاَعْماَلَكُمْ للهِ فَاِنَّاللهَ لَايُقْبَلُ مِنَ الَاعْمَالِ اِلََّا مَاخَلَصَ لَكَ
Artinya :Hai manusia bertulus ikhlaslah kamu akan segenap amal yang dikerjakan karena sesungguhnya Allah tidak menerima sesuatu amalan, kecuali dikerjakan karena Allah semata-mata.( Al –Bashrah ).
Hadirin Hadirat rahimakumullah.
Ikhlas yang merupakan pekerjaan hati itu adalah merupakan inti sarinya segala amal perbuatan. Tidak sempurna amal ibadah kita, sia-sia pekerjan yang kita kerjakan, tak ada nilainya disisi Allah SWT. Bila mana amal itu dikerjakan tanpa niat dan ikhlas.
Karenanya, haruslah selalu diingat bahwa setiap amal pekerjaan, yang kita lakukan setiap usaha yang kita laksanakan, setiap sedekah yang kita keluarkan, setiap ibadah yang kita amalkan, setiap gerak langkah dan tindakan kesemuanya itu dikerjakan karena Allah samata-mata.
Tidak ada jalan yang dapat mendatangkan kepuasan dalam beramal kecuali dengan keikhlasan.Karena kalau kita bekerja dengan keikhlasan tidaklah takut dicela orang. Tidaklah pula menanti pujian, dada terasa lapang, hati terang senang suasana cerah terpancar diwajah dari pancaran hati sanubari yang ikhlas. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
لَايُقْبَلُ الله ُمِنَ ْالعَمَلِ اِلَّا كَانَ خَالِصًا لَهُ وَبْتَنِى بِهِ وَجْهُهُ
Artinya : Allah tdak menerima sesuatu amalan, melainkan yang benar-benar murni baginya dan yang dituntut dengan itu adalah keridhaannya.
Hadirin Hadirat rahimakumullah.
Perintah Allah SWT agar manusia muslim selalu ikhlas dalam beribadah dan Allah Berfirman
اِنََّااَنْزَلْنَا اِلَيْكَ اْلكِتَبَ بِا لْحَقِ فَاعْبُدُللهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِِّيْنِ
Artinya : Sesungguhnya telah kami turunkan kepada mu kitab Al-qur’an dengan kebenaran oleh karena itu beribadahlah kamu kepada Allah dalam keadaan ikhlas hanya baginya . ( AZ-ZUMAR : 2 )
Hadirin Hadirat rahimakumullah.
Dari ayat tadi Allah menjelaskan bahwa cara beribadah yang benar itu hanyalah menyembah Allah semata dengan penuh keikhlasan, bersih dan murni dari pengaruh syirik dan ria. Oleh karena itu beribadah dan takyen itu hendaknya ditunjukkan kepada Allah semata, bukan karena ingin dipuji oleh manusia.
Kata –kata Hukamah adalah Hidup dan bergeraknya jasad itu adalah dengan ruh, maka ruh dari segala amal adalah ikhlas, tanpa keikhlasan amal kita akan menjadi hampa, jangankan akan dapat memetik buahnya yang lezat manis kita cinta rasanya oleh anak cucu kita bahkan ketika masih hidup amal itu telah menjadi bala kepada kita.
Al-khulayani berkata;Berapa banyak amal yang ditegakkan , berapa banyak panitia ini dan panitia itu didirikan orang, berapa banyak Koprasi ini dan itu didirikan orang, semuanya itu lengkap dengan anggaran dasar dan rumah tangga yang nuluk –muluk, tapi hanya berumur setampuk jagung saja belum sempat mengecap untung malah belum kering semula yang didirikannya tadi telah mati.
Apakah yang menjadi sebab musababnya, bukan kekurangan tenaga bukan kekurangan usaha , bukan kekurangan modal, bukan kekurangan perhatian tetapi semuanya itu terletak pada kekurangan ikhlas pendiri dan pendukungnya.Demikian ungkapan guru besar Al-Khulayani.
Akan tetapi mulanya suatu pekerjaan usaha dicemoohkan, dicibir dan di ejek bukan diminati bahkan di halangi dan di rintangi namun karena digerakkan dengan keikhlasan akhirnya, yang jauh menjadi dekat yang tinggi menjadi rendah, cemooh menjadi pujaan, cibir berubah menjadi pujian, amal usaha itu tadi menjadi tegak lurus dan kekal abadi. Yang mendirikannya tadi telah hancur dikandung badan tetapi amal yang digerakkan setiap masa dikenang.
Dalam al-qur’an surat Al-Hijr ayat 40 dengan tegas Allah menerangkan bahwa segala amal usaha manusia tetap akan diganggu iblis hingga lahirnya dipandang baik kecuali batinnya menyembunyikan kejahatan yang tak berbeda bila amal itu didorong oleh rasa ikhlas.
Hadirin Hadirat rahimakumullah.
Dari pembicaraan diatas dapat kita simpulkan sbb;
bila kita semua mempunyai perasan ikhlas, perasan yang menghidupkan kepentinganbersama tentu nasib kelambagaan kita seperti mesjid –mesjid , madrasah, langgar dan mushalla, rumah-rumah penyantun kita tentu tidak berkeadaan yang ada sekarang
Ketiadaan ikhlas atau salah pengertian tentang ikhlas itulah yang menjadi sebab kucar kacir segala amal kita.
Maka disaat ini bukan hanya memperbanyak amal saja tetapi keikhlasan kita dalam menghadapi amal-amal tersebut. Marilah pengertian ikhlas itu kita tempatkan pada posisi yang sebenarnya, bukanlah arti ikhlas itu memberi yang sekecil-kecilnya atau membari kepada orang yang tak berguna lagi kepada kita atau sudi memberi kalau ada balasannya tetapi ikhlas itu mengerjakan suatu amal bermanfaat kepada bersama dengan mengikuti titah / perintah Allah SWT
الَّلهُمَّ ا جْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الْخُلِّصِيْنِ
YA ALLAH jadikanlah kami hamba engkau yang ikhlas
Mudah-mudahan kita menjadi Hamba Allah yang Mukhlisin, Aamin ya Rabbal ‘Alamin Itulah dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua dan akhirnya “Tiada gading yang tak retak” Tiada suatupun yang sempurna, walaupun kecil pasti ada cacat dan celanya. Burung Irian burung Cenderawasih, cukup sekian dan terima kasih…..
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Sumber Ceramah : https://passinggrade.co.id/ceramah-singkat-tentang-ikhlas/