Kumpulan kultum singkat dakwah Islami

Kumpulan kultum singkat Islami, sebelum kita masuk ke contoh-contoh kultum ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu kultum.


Kultum Singkat - Dakwah Islami


Pengertian Kultum

Seperti yang dikutip dari merdeka.com, Kultum adalah salah satu media dakwah dalam menyebarkan ajaran agama Islam

Pengeritan Kultum
Ceramah, Source : Merdeka.com


Kultum adalah singkatan dari kuliah tujuh menit, karena durasi ceramah dalam kultum biasanya hanya berjalan singkat selama tujuh menit saja. 

 

Kumpulan Kultum Singkat Islami.

 

KULTUM KE-1 : TUJUAN DAN HIKMAH PENCIPTAAN MANUSIA dan JIN

Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan jin dan manusia di alam semesta ini adalah
agar mereka beribadah kepada Allah dan tidak mensekutukan-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah- Ku” . ( (QS. Al Dzariyat : 56)


Inilah tujuan yang agung dari penciptaan jin dan manusia, yaitu agar mereka hanya
 beribadah kepada Allah. 

 

Hal ini menunjukkan bahwa tidaklah Allah menciptakan mereka karena Allah butuh kepada mereka, akan tetapi justru merekalah yang membutuhkan Allah. 

 

Dan ayat ini menunjukkan pula tentang wajibnya  manusia dan  jin untuk mentauhidkan Allah dan barang siapa mengingkarinya maka ia termasuk.orang yang kafir, yang tidak ada balasan baginya kecuali neraka.


ARTI IBADAH

secara bahasa adalah tunduk dan menghinakan diri serta khusyu’ . Secara istilah arti ibadah adalah sebagaimana perkataan Ibnu Katsir  :“Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang”.  


Kemudian IbnuTaimiyah berkata : “Ibadah ialah sesuatu yang mencakup semua perkara yang dicintai dan diridhoi Allah berupa perkataan atau perbuatan yang nampak atau pun tidak nampak”.


HUKUM IBADAH

Hukum asal dari ibadah adalah haram kecuali ada dalil. Maksudnya adalah semua  bentuk ibadah adalah haram untuk dikerjakan kecuali kalau ada dalil dari AlQur’an Al-Karim atau Hadits Shohih yang mewajibkannya atau mensunahkannya. 

 

Seperti sholat, puasa, zakat, haji adalah haram dikerjakan pada asalnya, namun dikarenakan ada dalil yang mewajibkannya maka hukumnya menjadi wajib untuk dikerjakan. 

 

Dalil tentang wajibnya sholat dan zakat adalah firman Allah Ta’ala:

“Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat” ( QS. Al Baqoroh : 83 )

Dalil tentang kewajiban puasa adalah firman Allah Ta’ala:

“Hai  orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” ( QS. Al Baqoroh : 183 )

Kemudian sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

“Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu : persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata dan persaksian bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul –Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa romadhon dan pergi haji”. [ HR. Bukhari dan Muslim]

Demikian kultum subuh untuk pagi ini, yang benar sesungguhnya datangnya dari Allah SWT, dan jika ada kekeliruan semata-mata dari diri kami yang dhoif. Mari kita akhiri dengan doa kafaratul majlis. 


KULTUM KE-2 : SYARAT UTAMA DITERIMANYA IBADAH

Melanjutkan kultum sebelumnya tentang ibadah, peribadatan seorang hamba yang muslim akan diterima dan diberi pahala oleh Allah apabila telah memenuhi dua syarat utama berikut ini, yaitu :

1. Syarat yang pertama adalah IKHLAS

Ikhlas merupakan salah satu makna dari syahadat “Bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah” , yaitu agar menjadikan ibadah itu murni hanya ditujukan kepada Allah semata. Allah berfirman : 

 

“Padahal  mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah A llah dengan memurni kan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama” . [QS. Al Bayyinah: 5]

Kemudian Rasulullah bersabda :

“Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan kecuali yang murni dan hanya mengharap ridho Allah”. [HR. Abu Dawud dan Nasa’i]
Lawan daripada ikhlas adalah syirik (menjadikan bagi Allah tandingan/sekutu didalam beribadah, atau beribadah kepada Allah tetapi juga kepada selain-Nya).
 
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:
 
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syrik kecil”, 
 
para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apa itu syirik kecil ? Rasulullah
menjawab : “Riya’”. [HR. Ahmad]

Orang yang rajin beribadah kepada Allah namun dalam waktu yang bersamaan ia belum bertaubat dari perbuatan syirik dengan berbagai bentuknya.
 
Maka semua amal ibadah yang telah dikerjakannya menjadi terhapus dan ia menjadi orang yang merugi di ak hirat kelak, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan” . [QS. Al-An’aam: 88]

 

2. Syarat yang keda adalah AL-ITTIBA

Al-Ittiba ( Mengikuti Tuntunan Nabi Muhammad SAW) merupakan salah satu dari makna syahadat bahwa Muhammad adalah untusan Allah, yaitu agar di dalam beribadah harus seuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
 
Karena sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kita semua untuk senantiasa mengikuti tuntunan Nabi Muhammad dalam segala hal, dengan firman-Nya :
 
"Dan apa-apa yang diberikan rasul keapdamu maka terimalah dia, dan apa yang dlarangnya bagimu maka tinggalkanlah"[QS. Al Hasyr :7]

Dan Rasulullah juga telah memperingatkan agar meninggalkan segala perkara ibadah yang tidak ada contoh atau tuntunannya dari beliau, segaiamana sabda beliau :

"Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada urusannya dari kami maka amal itu tertolak". [HR. Muslim

 

Mengenai hal ini berkata Al Fudhoil bin 'Iyadh

"Sesungguhnya andaikata suatu amalan itu dilakukan dengan ikhlas namun tidak benar (tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad), maka amalan itu tidak diterima.

 

Dan andaikata amalan itu dilakukan dengan benar (sesuai dengan tunntunan Nabi) tapi tidak ikhlas, juga tidak diterima, hingga ia melakukannya dengan ikhlas dan benar. Ikhlas semata karena Allah, dan benar apabila sesuai dengan tuntunan Nabi".


Demikian Kultum yang kedua, yang benar sesungguhnya datangnya dari Allah SWT, dan jika ada kekeliruan semata-mata dari diri kami yang dhoif. Maka kita akhiri dengan doa Kafaratul majlis.

 

KULTUM KE-3 :SIKAP ITTIBA' (Berupaya mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW)

Masih melanjutkan kultum sebelumnya bahwa sikap ittiba (berupaya mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW) tidak akan tercapai/terwujud kecuali apabila amal ibadah yang dikerakan sesuai dengan syaria'at dalam 6 (enam) perkara, yaitu :


1. Sebab

Jika seseorang melakukan suatu ibadah kepada Allah dengan sebab yang tidak di syari'atkan, maka ibadah tersebut adalah bid'ah dan tertolak. Contohya : ada orang melakukan sholat Thajjud Khusus pada malam 27 Rajab dengan dalih bahwa malam itu adalah malam Isro Mi'rajnya Nabi Muhammad r. 

 

Sholat Tahajjud adalah ibadah yang dianjurkan, tetapi dikaitkan dengan sebab tersebut yang tidak ada syari'atnnya maka ia menjadi bid'ah.

 

2. Jenis

Ibadah harus sesuai dengan syari'at dalam jenisnya. Contohnya : bila seorang menyembellih kuda atau ayam pada hari Idul Adha untuk korban, maka hal ini tidak sahh karena jenis yang boleh dijadikan untuk korban adalah unta, sapi dan kambing.
 

3. Bilangan

Kalau ada orang yang menambahkan rokaat sholat yang menurutnya hal itu diperintahkan, maka sholatnya itu adalah bid'ah dan tidak diterima oleh Allah. Jadi apabila ada orang yang sholat Dhuhur 5 rokaat dan sholat shubuh 3 rokaat dengan sengaja maka sholatnya tidak diterima oleh Allah karena tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad..
 
 

4. Tata Cara

Seandainya ada orang berwudhu dengan membasuh kaki terlebih dahulu baru kemudian muka, maka wudhunya tidak sah karena tidak sesuai dengan tata cara yang telah disyari'atkan oleh Allah dan Rasul-nya di dalam Al-Qur'an Al-karim dan Al-Hadits Asy-Syarif.
 

5. Waktu

Apabila ada orang yang menyembelih korban sebelum sholat hari raya Idul Adha atau mengeluarkan zakat Fitri sesudah sholat hari raya Idul Fitri, atau melaksanakan shalat fardhu sebelum masuk atau sesudah keluar waktunya, maka penyembelihan hewan korban dan zakat Fitrinya serta shalatnya tidak sah karena tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh syari'at Islam, yaitu menyembelih hewan korban dimulai sesudah shalat hari raya Idul Adha hingga sebelum matahari terbenam pada tanggal 13 Dzul Hijjah (hari Tasyriq Ketiga), dan mengeluarkan Zakat Fitri sebelum dilaksanakannya sholat Idul Fiitri.

6. Tempat

Apabila ada orang yang menunaikan ibadah haji di tempat selain Baitulah Masjidil Haram di mekah, atau melakukan i'tikaf di tempat selain masjid ( seperti di pekuburan, gua, dll), maka tidak sah haji dan i'tikafnya.


Sebab tempat untuk melaksanakan ibadah haji adalah di Masjidil Haram saja, dan ibada i'tikaf tempatnya hanya di dalam masjid.
 
 
Sehingga dengan memperhatikan enam perkara tersebut, maka kita dapat mencocokkan/ mengoreksi apakah amal ibadah yang kita lakukan sudah sesuai dengan syariat Allah dan Rasul-Nya atau tidak ?
 
 
Demikian rangkaian pembahasan singkat syarat-syarat utama diterimannya amal ibadah, yang benar sesungguhnya datangnya dari Allah SWT, dan jikada kekeliruan semata-mata dari diri kami yang dhoif. Semoga bermanfaat bagi kita semua di dunia dan akhirat.


KULTUM KE-4 : 3 CIRI ORANG YANG SUKA RIYA'

 
Riya ialah seseorang melakukan suatu kebaikan atau meninggalkan suatu keburukan dengan niat dan tujuan agar dilihat dan dipujio oleeh manusia.

Riya' merupakan Syirik kecil yang paling ditakutkan oleh Rasulullah shallallahu'alahiwasalam yang akan menimpa umatnya. Hal ini berdasarkan sabda beliau :

Artinya : "Sesungguhnya sesuatu (dosa) yang paling aku takutkan akan menimpa kalian adalah Syrik kecil".
 
Maka Mereka (para sahabat) bertanya: "Apa yang dimaksud Syirik Kecil itu ?" Beliau Jawab :"(Syirik Kecil itu) adalah RIYA' (HR. Imam Ahmad di dalam Al-Musnad V/428 no 429, dengan sanad Hasan).
 
Ali bin Abi Tholib radhiyallahu 'anhu berkata :
 
"Orang yang suka riya' (pamer dan tidak ikhlas dalam beramal) memiliki tiga buah tanda (yaitu):
 
  1. Apabila sendirian, maka dia menjadi pemalas.
  2. Apabila berada di tengah orang-orang, ia semakin beertambah semangat.
  3. Dia akan meningkatkan amalnya jika dipuji dan akan mengurangi amalnya jika dicela orang (karena melakukannya). 

 

Demikian Faedah Ilmiyah dan Mau'izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada pagi hari ini. semoga Allah memberikan taufiq dan kemudahan kepada kita dalam beramal ibadah dengan niat ikhlas karena mengharapkan ridho-Nya semata, dan melindunngi kita dari riya' dan apa saja yang membatalkan keikhlasan. Amin. 


KULTUM KE-5 : TIGA PESAN RASULULLAH SAW.


Rasulullah SAW pernah memberikan tiga buah nasehat kepada kedua sahabatnya Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal :

 

"Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhklah terpuji." HR. Tirmidzi

 

1. BERTAQWA DIMANA SAJA

Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka'ab ra. Suatu ketika sahabat Umar ra bertanya kepada Ubay bin Ka'ab apakah taqwa itu? 

Dia menjawab :"Pernahkah kamu melalui jalan berduri?"

Umar menjawab : "Pernah!" 

Ubay menyambung : " lalu apa yang kamu lakukan ?"

Umar  menjawab : "Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan."

Maka Ubay Berkata : "Maka demikian pulalah taqwa!"

 

2. KEBAIKAN YANG MENGHAPUSKAN KESALAHAN

Setiap orang selalu melakukan kesalahan. Hari ini mungkin kita sudah melakukan kesalahan baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari.


Oleh sebab itu, segeralah setelah kita melaksanakan kesalahan, lakukan kebaikan. Kebaikan tersebut dapat menghapuskan kesalahan yang telah dilakukan. Untuk dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk menghapusnnya adalah dengan bersedekah.


Rasulullah SAW bersabda "sedekah iitu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api".


Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain maka yang perlu dilakukan adalah memohon maaf, yang bagi bebeerapa orang sangat sulit untuk dilakukan.

 

Padahal Rasulullah SAW pun meminta maaf ketika bersalah bahkan terhadap Ibnu Ummi maktum beliau memeluknya dengan hangat seraya berkata "Inilah orangnya, yang membuat aku ditegur oleh Allah..(QS. Abasa)"

 

3. AKHLAQ YANG TERPUJI

Akhalaq terpuji adalah keharusan dari setiap mulim. Tidak memiliki akhlaq tersebut akan dapat mendekatkan seseorang dalam siksaan api neraka.


Dari beberapa jenis akhlaq kita terhadap orang lain, yang perlu diperhatikan adalah akhlaq terhadap tetangga.


"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya" (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)

 

Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: "Demi Allah seseorang tidak beeriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman."

 

Ada yang bertanya:" Siapa itu ya Rasulullah ?" Jawab Nabi : "Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya." (HR. Bukhari).

 

Dari hadist tersebut, peringatan Allah sangat keras sampai diulangi tiga kali yaitu tidak termasuk golongan orang beriman bagi tetangganya yang tidak aman dari gangguannya.

 

Maka terkadang kita perlu instropeksi dengan menanyakan kepada tetangga apakah kita menggangu mereka. Wallahua'lam bish showab.

 

Demikian Faedah Ilmiyah dan Mau'izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada pagi hari ini . Semoga Allah memberikan taufiq dan kemudahan kepada kita dalam beramal ibadah dengan niat ikhlas karena mengharapkan ridho-Nya semata, dan melindungi kita dari riya' dan apa saja yang membatalkan keihklasan. Amin.

LihatTutupKomentar